Sayang, Kamu Tahu...


Puisi ini kutulis untuk sekolahku di 27 Agustus 2015, which I've never thought would meant so much to me. Nilai-nilaiku tidak pernah jarang bagus (kecuali untuk mata pelajaran non-eksak), bahkan pernah mengambil sks ulang mata kuliah pelajaran Matematika Peminatan. But yet I was happy!



Sayang, kamu tahu tangga-tangga itu lebarnya sedikit sekali. Hanya pas untuk ukuran kaki 38 saja. Seperti aku. Seseorang bisa tersandung, tahu?

Sayang, kamu tahu aula itu sudah lama. Hanya dibersihkan sesekali lantainya. Tirai-tirai hijau itu sudah berdebu dan macet digeser-geser. Panggungnya berdebam jika diinjak. Aku sering memerhatikan dari jauh, jendelanya selalu terbuka ya?

Sayang, kamu tahu pintu-pintu tak pernah berganti sejak zaman kolonial. Masih ada ukiran angka ruang kelas belanda. III C, V B dan seterusnya. Tertutup cat hijau yang tampak baru, tapi tetap timbul.

Sayang, kamu tahu koridor begitu gelap. Gedung-gedung berimpit tak jelas. Tempayan hujan tak cukup melindungi. Air sering tergenang. Kalau malam tiba, suasanya seram tahu? Kamu perlu lebih banyak lampu.

Sayang, kamu tahu kamera pengawas itu ada di mana-mana. Di sudut ruangan. Di koridor. Tapi tidak di kamar mandi. Ya, tentu. Memangnya kamu mau mengintip siapa? Apakah kamera itu aktif?

Sayang, kamu tahu kolam ikan di tengah-tengah itu airnya sudah kelewat hijau. Banyak orang yang memainkan trik-lempar-anak-yang-lagi-ulangtahun ke dalam kolam. Nanti ganti airnya ya?

Sayang, kamu tahu para tamu sering bingung mencari tempat shalat. Kenapa harus meletakkannya di lantai 3? Dengan jalan yang rumit tak terbaca? Aku sering disorientasi di tahun pertamaku, kalau kamu ngeh.

Sayang, kamu tahu telepon di dekat lemari piala? Ya, yang itu. Aku penasaran apakah telepon itu dapat bekerja.

Sayang, rasanya aku mau tahu terlalu banyak. Apakah suatu hari akan kaujawab? Mungkin tidak. Semakin mengenalmu, semakin berat meninggalkanmu. Kamu tahu itu. Sangat tahu. Kamu mudah didatangi dan mudah ditinggalkan ya?

Ssh. Iya. Aku tahu kamu senang dan menikmatinya. Orang-orang selalu datang dan pergi. Ada yang harus tinggal diantara kami semua kan? Maaf itu harus selalu dirimu. Maaf kami tak pernah bisa memutuskan untuk kembali dan menemanimu.

Kamu bosan? Mungkin tidak.

Sayang, kamu tahu setiap kami meninggalkanmu, kami memasuki level yang lebih tinggi? Kami lebih sukses karenamu. Kami meninggalkanmu untuk sesuatu yang kamu selalu banggakan di setiap kehidupan.

Sayang, kamu tahu... kami menyayangimu

---

Btw, iya, sekarang aku tahu soal kamera pengawas. Mereka aktif 24 jam. Dimonitor dari ruangan Wakil Kepala Sekolah.

Dan... cewek-cewek kelasku dulu sering ganti baju di kelas selepas olahraga. Heee.

Photo source: mapio.net

Comments

Popular Posts