Anggur Gelembung Ide


Bayangkan gelembung-gelembung ide. Mungkin beberapa orang punya visualisasi yang berbeda-beda, tapi aku membayangkannya seperti anggur. Bayangkan perkebunan anggur yang lebat di Napa, sulur-sulur yang menjulur, buah yang segar didinginkan selama dua jam di lemari es sebelum disantap. Anggur tidak pernah dijual berapa satuan, karena mereka satu kesatuan. Ada beberapa butir di dalam satu cabang anggur yang utuh.

Gelembung ide seperti butiran anggur.

Juicy, tekstur yang entah kenapa kurang tepat jika berupa bahasa Indonesia. Berair? Tidak. Empuk? Tidak. Berbentuk bola-bola kecil yang sekali lahap. Tidak ada gigitan. Langsung saja. Ide persis seperti itu.

Ide datang secara bercabang. Sama seperti buah anggur. Satu ide dapat berkaitan dengan yang lain. Satu ide dapat menimbulkan banyak sekali cabang pemikiran. Tapi ide-ide itu cepat habis, sekali lahap. Kadang tidak dapat dinikmati perlahan-lahan. Ide sangat terpengaruh dengan mood. Tidak bisa dijalankan secara konstan seperti GLB.

Anggur cepat membusuk. Sama seperti ide. Kita harus cepat mengolahnya, kalau tidak pasti akan terlupa begitu saja. Kalau cukup sigap dan punya waktu, anggur dapat menjadi makanan olahan kreatif. Sajian bermacam-macam. Tapi bukan hanya waktu dan kesigapan, ini juga tentang kreativitas. Orang yang Punya banyak waktu tapi tidak Cukup kreatif tidak akan menghasilkan apa-apa.

Anggur dapat disajikan polos, apa adanya. Kalau agak kreatif dan punya niat, dapat diolah menjadi wine. Difermentasikan. Disimpan bertahun-tahun, lalu dijual dengan harga tinggi. Tapi itu butuh kesabaran dan ketekunan luar Biasa. Belum tekniknya. Karena minuman yang berkualitas tidak hanya sekedar 'minuman'.

Kalau berjiwa kreatif yang simple, anggur dapat diolah dalam makanan. Dalam sajian Iga Bakar saus Anggur, yang agak aneh tapi dapat dicoba. Dijadikan jus, sirup atau selai. Dijadikan pudding, jelly, atau klappertaart. Dijadikan garnish keik yang mahal. Dijadikan apa pun yang kira-kira bisa dimakan.

Kalau berjiwa kreatif yang unik, mungkin akan berpikir anggur tidak hanya bisa dinikmati sebagai hidangan. Anggur bisa dijadikan lulur kecantikan, bedak, aromaterapi, sabun mandi, parfum, atau lip gloss.

Kalau yang berjiwa kreatif yang ilmiah, Mungkin akan menggelar penelitian mengenai khasiat anggur dan menjadikan riset kelas dunia. Misalnya Hasil Fermentasi Anggur dapat Menjadi Bahan Bakar Alternatif Kendaraan Bermotor.

Kadang-kadang, untuk mencurahkan waktu mengolahnya satu persatu anggur itu sulit. Ada yang namanya kewajiban. Dan mengolah butiran anggur termasuk hak. Tapi kemudian ketika sudah punya waktu, anggur-anggur itu sudah busuk. Tersapu bersih.

Aku ingin sekali ada alat otomatis, atau program otomatis untuk mengolah anggur-anggur itu dengan cepat, sesuai dengan keinginan dan batas perfeksionisme diri, membuat perkebunan anggur bergerak efektif dan efisien untuk produktif menghasilkan anggur-anggur berkualitas.

Ya... Untuk saat ini sih hanya bisa berharap. :(

Bandung, 24 Juli 2015.

Comments

Popular Posts