Tere Liye Books Reviews!!





Hello guys, it's nice to see you again. Meski akhir-akhir ini aku sering bikin janji palsu di facebook tentang bikin review ini-itu, tapi aku lagi berusaha melakukannya. Dan akhirnya, sampailah aku sama hari ini, di mana nggak ada kelas dan memang libur empat hari berturut-turut sampai hari minggu nanti!

Sebenernya, aku lagi berdebat sama diriku sendiri antara mau nangkepin pokemon di sekitar kampus atau mau jadi hikikomori. Setelah rilis di Thailand seminggu lalu, orang-orang di sini kayaknya pada gila nyari pokemon. Ada yang sampai pergi ke provinsi lain dan ngabisin 3500 Baht (sekitar Rp. 1.050.000,-) naik taksi hanya demi nyari pokemon.

Kabar dari temen-temen, mereka paling ngerekomendasiin Siam Paragon dan perpustakaan kampus sebagai tempat yang paling banyak dihuni pokemon. Tapi, berhubung aku tenyata emang hikikomori dan nggak seneng sama sinar matahari, aku memutuskan untuk diem di kamar asrama. Dan belum makan siang. Dan laper banget tapi mager. //ngunyah tempe//

Anyway, aku jadinya kuliah ke Thailand. Yeah. Dapet beasiswa dan living cost emangnya nggak enak? ya enaklah. HAHAHAHAHA. //heh

But, let's just begin our book review!

1) Hujan.


"Hujan" adalah novel terakhir yang aku baca sebelum aku pergi ke Thailand. Reaksi setelah baca ini adalah heboh, terus teriak-teriak di facebook, mengguncang grup LINE (nyepam maksudnya), dan baper berhari-hari. Seperti biasanya, novel-novel Tere Liye selalu bagus dan sangat recommended untuk dibaca. Berhubung akhir-akhir ini sepertinya Om Tere Liye sedang menyukai genre fantasi, maka "Hujan" punya storyline yang futuristik. Di masa depan. Banyak teknologi-teknologi canggih yang dideskripsikan dalam novel ini, yang cuma bisa bikin kita berpikir, "Hmmm... kapan ya teknologi itu ada?"

"Hujan" obviously adalah sebuah novel romansa. Bercerita tentanf Lail dan Esok, yang mengalami berbagai macam bencana ketika mereka bertemu. Meskipun roman, novel ini sama sekali nggak cheesy. Kisah cinta antara Lail dan Esok cenderung ringan, fluffy, dan manis. Fokus masalahnya bukan di cinta itu sendiri. Uniknya, ini adalah novel roman yang bercerita tentang bencana alam.

Banyak penjelasan saintifik di dalam novel, latar futuristik, teknologi canggih, dan sifat introvert di kedua pihak pemain utama. Mungkin ini salah satu alasan kenapa aku selalu suka novel-novel Tere Liye. Tere Liye tidak hanya menulis novel roman, tapi juga membubuhinya dengan pengetahuan, efforts, dan filosofi hidup.

Cinta adalah salah satu filosofi dalam hidup. Cinta juga universal.

Bagian yang paling aku suka di dalam novel ini adalah plot twist di penghujung novel. Cukup sedih, tapi sangat membahagiakan pembaca. Banyak novel Tere Liye yang menggantung di akhir, tapi novel ini adalah salah satu yang paling memuaskan. 

2. Serial Anak-Anak Mamak




  
Keempat serial ini juga salah satu dari sekian novel Tere Liye yang paling filosofis. Dengan genre keluarga dan petualangan, Serial Anak-Anak Mamak merupakan edisi novel yang harus dibaca oleh setiap keluarga di Indonesia. Novel-novel ini menceritakan sudut pandang setiap anak secara tepat, sehingga setiap emosi bisa dirasakan pembaca dengan sangat baik. Mereka punya sisi masing-masing yang bisa menggambarkan pada orangtua, bahwa setiap anak itu punya keistimewaan masing-masing.

Novel ini bisa jadi salah satu referensi yang bagus untuk parent's guide. Untuk lebih memahami karakter anak. Dimulai dari Eliana, yang merupakan anak tertua perempuan yang menanggung berbagai macam tanggung jawab. Pukat, anak kedua laki-laki yang paling jenius. Burlian, anak ketiga yang usil dan 'spesial', Terakhir si bungsu Amelia, anak perempuan kesayangan Bapak.

Sebagai anak pertama di keluarga, keluh-kesah yang ada dalam novel Eliana adalah yang paling keras mengenaiku. Novel Eliana itu aku banget deh pokoknya. Tapi novel yang paling membuatku emosional, adalah novel Burlian. Setiap hal yang diceritakan sangatlah berharga dan membuat pembaca sadar, seperti itulah keluarga.

Aduh, aku sampai terharu begini. Mata berkaca-kaca ketika mengingat isi serial ini. Aku benar-benar salut dengan karakter Mamak dan Bapak, yang sangat suportif dengan anak-anaknya, suportif terhadap pendidikan, dan saling balance. Pada akhirnya, keempat anaknya ini dilepas untuk bersekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Keempatnya berkuliah sampai ke jenjang doctoral degree di luar negeri, dan Amelia-lah yang akhirnya kembali ke kampung halaman untuk menjadi tenaga pengajar di sekolahnya dulu. 

Sangat wajib untuk dikoleksi.

3. Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin


Biar singkat, kita sebut aja 'DJTPMA'. Kalau kalian lagi patah hati, down, pengen dengerin musik sedih berhari-hari, coba deh baca ini. Pasti tambah galau. AHAHAHAHAHA. Maaf.

Genre-nya adalah romance/angst. Sedih, galau. Berhubung aku nggak suka yang galau-galau, mungkin nggak banyak yang bisa aku ceritain. Tapi somehow, novel ini kok kayak... nyeritain Tere Liye sendiri ya? Ehm.

Well, kisah romansa ini sedihnya karena si tokoh utama terlalu takut untuk mengungkapkan perasaannya karena umur mereka terpaut jauh. Padahal umur bukan masalah kan ya? Tapi... mungkin... ah ya, baca sendiri aja deh ya. Tapi novel ini kayaknya khusus pembaca Young Adult. Nggak bisa jadi bacaan keluarga. Some things are best to be kept.

Beda sama "Hujan" yang bisa jadi bacaan keluarga sekaligus bikin baper. Tapi jangan berharap baper di awal-awal. Bapernya di akhir, tapi impact-nya gede banget. Serius.

--

Oke deh, sekian dulu yang bisa aku bahas untuk saat ini. Aku udah laper banget mau pergi ke restoran muslim terdekat. Udah mau jam 1. Tentu, masih banyak novel-novel Tere Liye yang nggak kalah menarik dan sangat bagus. Seperti "Rembulan Tenggelam di Wajahmu", "Bumi", "Bulan", "Rindu" dan koleksi cerita pendek "Sepotong Hati yang Baru" dan "Berjuta Rasanya" yang bisa jadi obat ampuh patah hati.

Keep reading and love Tere Liye, guys!


Comments

Popular Posts