'Gentleman', Sikap yang Jarang Ada di Lelaki-Lelaki Asia
Sebagai cewek yang kuliah di teknik sipil, aku harus ekstra sabar dan kuat dalam menghadapi kehidupan kuliah. Aku paham banget kok kalau sebenernya Teknik Sipil di Indonesia sendiri bukan jurusan yang sepi cewek. FTSL ITB banyak ceweknya. Tapi, di kampusku, Teknik Sipil masih banyak diisi cowok. Terus, cuma sedikit cewek yang lanjut milih penjurusan yang 'teknik' di Sipil, kayak Structure, Water Resource, Soil, maupun Surveying. Banyak cewek-cewek yang malah lanjut ke Construction Management. Jadi intinya balik lagi ke manajemen-manajemen-an.
Kalau aku sendiri sih masih belum menentukan ke mana. Tapi aku udah cukup tertarik sama Concrete dan Transportasi. Struktur, tanah, air, semuanya susah level dewa gitu. Surveying banyak kerja di lapangan dan sangat physically challenging. Beton (concrete) juga tampaknya sangat engineering dan aku berminat ke sana karena nggak banyak jurusan spesialisasi beton di Indonesia. Kalau nggak salah, penjurusan khusus beton baru eksis di UI aja. Sementara di ITB, beton masih menyatu sama konstruksi dan struktur. Sementara transportasi itu bisa sangat diverse karena melingkupi ruang sosial juga.
Nah, tapi kali ini aku mau bahas soal CVE 224 Surveying Project yang banyak gawenya tapi cuma 1 sks. Kelompokku cowoknya ada banyak; Q, Jam, Can, dan James. Ceweknya juga seimbang, ada aku, Fia, An, dan Nat. Survey itu kan perlengkapannya banyak. Teknisnya sehari-hari kita bawa barang kayak gini;
Theodolite ini bisa berguna buat nyari koordinat suatu titik. Dia juga bisa otomatis ngukur jarak dari satu titik ke titik yang lain.
2. Prism, Kaki Tiga, dan Base Prism.
Benda-benda ini digunakan untuk ngesupport si Theodolite. Untuk menghitung koordinat dan jarak antar titik dengan metode horizontal traverse yang sekarang lapraknya lagi digawein.
3. Alat-alat leveling (buat ngukur kenaikan tanah)
2. Prism, Kaki Tiga, dan Base Prism.
Benda-benda ini digunakan untuk ngesupport si Theodolite. Untuk menghitung koordinat dan jarak antar titik dengan metode horizontal traverse yang sekarang lapraknya lagi digawein.
3. Alat-alat leveling (buat ngukur kenaikan tanah)
Alat-alat inilah yang kita sering gunakan akhir-akhir ini. Kaki tiganya aja beratnya bisa nyampe sekitar 1 - 1,5 kg. Ditambah prism, kamera, maupun theodolite, wah jangan ditanya.
Aku salah satu cewek di kelompok yang bisa nge-set si kaki tiga supaya stabil, selain An. Nat dan Fia biasanya kerja di pengolahan data. Jujur aja, justru karena aku bisa nge-setting alat-alat ini, aku sering 'dilepas' dan diarahkan pergi ke titik yang mesti diukur, sendiri.
Dan karena surveying itu biasanya areanya luas, orang-orang males kan jalan dari posnya ke pos yang lain cuma buat bantuin, jadi aku biasa bawa prism + kaki tiga + tasnya sendiri. Dan itu berat, apalagi kalau kaki tiganya nggak ada tali, harus diangkat.
Apakah cowok-cowok dateng ngebantuin? Nggak.
Makanya ya, kalau kalian mau memenangkan hati cewek-cewek Asia, coba ikuti sikapnya cowok-cowok Eropa dan Amerika. Yang kalau mau masuk ke gedung aja, kalau ngeliat cewek di belakangnya, bakalan nahan pintu buat cewek itu.
Biasanya satpam kampus sering ngeliatin aku kalau pas lagi ngangkat-ngangkat alat survey. Aneh kali ya. Ini cewek kerudungan, ngegotong-gotong barang sedirian. Sebenernya sih gapapa. Aku ngangkat galon juga bisa, kata ibu jadi cewek harus mandiri. Apalagi waktu SMA, aku anak Lingkung Seni Sunda (LSS), biasanya ngegotong saron, gong, kendang, jadi udah biasa.
Tapi suatu hari, aku lagi capek banget. Belum sarapan dan matahari teriknya luar biasa. Aku bawa-bawa kaki tiga dan prism sendiri, berharap bakal dibantuin anggota kelompokku yang lain, ternyata mereka cuma lewat doang. Dalam hati sedikit ngeluh, seandainya aja ada yang mau bawain barang-barang ini, ada yang tiba-tiba bilang, "Zia, let me help you." dengan indahnya.
Sedetik kemudian.
"... Zia!" ada yang manggil dari belakang. Samar-samar. Aku otomatis berputar dan mendapati Yas, mahasiswa dari Iran, lari-lari kecil di belakang.
"Oh, hi!" kataku sambil senyum. Aku pertama kali ketemu Yas di acara tur yang diadain International Affairs kampus. Dia nanya aku dari mana, dan ketika ngejawab 'Indonesia', dia ngucapin beberapa kata Indonesia. Ternyata dia pernah ke Padang dan sekolah di Malaysia. Aku nggak tau apakah Yas mahasiswa exchange atau reguler di KMUTT. Tapi aku yakin dia Master Degree.
"Do you need any help?" kata Yas.
"No, that's okay." aku jawab sambil nunjuk Red Building karena memang udah deket juga.
"Here-" dia ngambil kaki tiga yang masih dipasang prism itu dari tanganku. "-I'll help you."
Aku bilang makasih, pelan, terus jalan sama Yas. Temenku, Nat, yang kebetulan ngeliat kayaknya nggak enak dan lari-lari ngedeketin. "Zia... do you need any help?"
Aku jawab nggak sambil nunjuk Yas. Nat keliatan agak flustered. Yas emang ganteng sih, beda banget wajahnya sama cowok-cowok Thailand. Nat juga keliatan excited. Orang-orang indo juga pasti seneng banget kan kalau liat bule?
Sambil jalan, Yas dan aku ngobrol-ngobrol ringan. Dia bilang dia bakal nganterin sampai depan lab survey, aku bersyukur aja. Ketika hampir sampai, dia bilang, "Don't you have any guy in your group?"
Dan aku tuh kayak, "Yes, but they already bring the other stuffs,"
Yas sedikit berekspresi kayak 'ckckckck' dan aku bilang makasih banyak sama dia, lalu dadah-dadahan.
AHAHAHAHA AKU SENENG BANGET.
I mean, baru juga aku menyayangkan kenapa nggak ada yang batuin, there come Yas! Yas emang nggak termasuk cowok Eropa sih, he's Asian too to be honest, tapi aku lebih suka mengkategorikan dia sebagai 'Middle-east-guy'. Di luar notabene kebanyakan 'Asia'. Tapi ya itulah! Sikapnya lebih mengesankan daripada cowok-cowok yang kukenal di sini.
Dulu juga ada mahasiswa exchange dari Finlandia, Nikke. Kalau kamu ngomong sama dia, dia bakalan liat lurus-lurus ke matamu dan sangat atentif. Mana matanya Nikke biru laut gitu kan, bagus banget, bikin melting. /lalu fangirling/
Nikke juga baik banget, mau ngisi interview buat mata kuliah GEN 111. /heh
Ya, intinya, kalian para cowok, bersikaplah yang baik. Because that's the right thing to do!
BONUS. Fotonya Yas;
Aku yang kerudung biru, wajah bulat, culun (tolong abaikan), Yas itu di atasku. Yang pake kemeja biru digulung di siku.
Cewek kerudung krem di paling kiri, itu namanya Seyma, dari Turki. Bestie aku dan dia emang cantik banget. Sebelahnya Vimbai, dari Zimbabwe.
Happy day for you guys!
Aku salah satu cewek di kelompok yang bisa nge-set si kaki tiga supaya stabil, selain An. Nat dan Fia biasanya kerja di pengolahan data. Jujur aja, justru karena aku bisa nge-setting alat-alat ini, aku sering 'dilepas' dan diarahkan pergi ke titik yang mesti diukur, sendiri.
Dan karena surveying itu biasanya areanya luas, orang-orang males kan jalan dari posnya ke pos yang lain cuma buat bantuin, jadi aku biasa bawa prism + kaki tiga + tasnya sendiri. Dan itu berat, apalagi kalau kaki tiganya nggak ada tali, harus diangkat.
Apakah cowok-cowok dateng ngebantuin? Nggak.
Makanya ya, kalau kalian mau memenangkan hati cewek-cewek Asia, coba ikuti sikapnya cowok-cowok Eropa dan Amerika. Yang kalau mau masuk ke gedung aja, kalau ngeliat cewek di belakangnya, bakalan nahan pintu buat cewek itu.
Biasanya satpam kampus sering ngeliatin aku kalau pas lagi ngangkat-ngangkat alat survey. Aneh kali ya. Ini cewek kerudungan, ngegotong-gotong barang sedirian. Sebenernya sih gapapa. Aku ngangkat galon juga bisa, kata ibu jadi cewek harus mandiri. Apalagi waktu SMA, aku anak Lingkung Seni Sunda (LSS), biasanya ngegotong saron, gong, kendang, jadi udah biasa.
Tapi suatu hari, aku lagi capek banget. Belum sarapan dan matahari teriknya luar biasa. Aku bawa-bawa kaki tiga dan prism sendiri, berharap bakal dibantuin anggota kelompokku yang lain, ternyata mereka cuma lewat doang. Dalam hati sedikit ngeluh, seandainya aja ada yang mau bawain barang-barang ini, ada yang tiba-tiba bilang, "Zia, let me help you." dengan indahnya.
Sedetik kemudian.
"... Zia!" ada yang manggil dari belakang. Samar-samar. Aku otomatis berputar dan mendapati Yas, mahasiswa dari Iran, lari-lari kecil di belakang.
"Oh, hi!" kataku sambil senyum. Aku pertama kali ketemu Yas di acara tur yang diadain International Affairs kampus. Dia nanya aku dari mana, dan ketika ngejawab 'Indonesia', dia ngucapin beberapa kata Indonesia. Ternyata dia pernah ke Padang dan sekolah di Malaysia. Aku nggak tau apakah Yas mahasiswa exchange atau reguler di KMUTT. Tapi aku yakin dia Master Degree.
"Do you need any help?" kata Yas.
"No, that's okay." aku jawab sambil nunjuk Red Building karena memang udah deket juga.
"Here-" dia ngambil kaki tiga yang masih dipasang prism itu dari tanganku. "-I'll help you."
Aku bilang makasih, pelan, terus jalan sama Yas. Temenku, Nat, yang kebetulan ngeliat kayaknya nggak enak dan lari-lari ngedeketin. "Zia... do you need any help?"
Aku jawab nggak sambil nunjuk Yas. Nat keliatan agak flustered. Yas emang ganteng sih, beda banget wajahnya sama cowok-cowok Thailand. Nat juga keliatan excited. Orang-orang indo juga pasti seneng banget kan kalau liat bule?
Sambil jalan, Yas dan aku ngobrol-ngobrol ringan. Dia bilang dia bakal nganterin sampai depan lab survey, aku bersyukur aja. Ketika hampir sampai, dia bilang, "Don't you have any guy in your group?"
Dan aku tuh kayak, "Yes, but they already bring the other stuffs,"
Yas sedikit berekspresi kayak 'ckckckck' dan aku bilang makasih banyak sama dia, lalu dadah-dadahan.
AHAHAHAHA AKU SENENG BANGET.
I mean, baru juga aku menyayangkan kenapa nggak ada yang batuin, there come Yas! Yas emang nggak termasuk cowok Eropa sih, he's Asian too to be honest, tapi aku lebih suka mengkategorikan dia sebagai 'Middle-east-guy'. Di luar notabene kebanyakan 'Asia'. Tapi ya itulah! Sikapnya lebih mengesankan daripada cowok-cowok yang kukenal di sini.
Dulu juga ada mahasiswa exchange dari Finlandia, Nikke. Kalau kamu ngomong sama dia, dia bakalan liat lurus-lurus ke matamu dan sangat atentif. Mana matanya Nikke biru laut gitu kan, bagus banget, bikin melting. /lalu fangirling/
Nikke juga baik banget, mau ngisi interview buat mata kuliah GEN 111. /heh
Ya, intinya, kalian para cowok, bersikaplah yang baik. Because that's the right thing to do!
BONUS. Fotonya Yas;
Aku yang kerudung biru, wajah bulat, culun (tolong abaikan), Yas itu di atasku. Yang pake kemeja biru digulung di siku.
Cewek kerudung krem di paling kiri, itu namanya Seyma, dari Turki. Bestie aku dan dia emang cantik banget. Sebelahnya Vimbai, dari Zimbabwe.
Happy day for you guys!
Terus aku jadi inget pas camping pramuka penerimaan anggota pas awal-awal.
ReplyDelete"COWOK GAPEKA!!"
I do remember about this vividly.
Delete