2B KMUTT CAMP 2015



Hai.

Aku tau ini telat banget. Gimana, Zi, ke Thailand? Jadi? Bisa beneran pergi? Ini kabar yang ke-pending berbulan-bulan. Jawabannya... iya. Aku bisa pergi. Aku berangkat ke Thailand tanggal 15 Maret 2015. Pake ai* asia, yang tiketnya gratis dari sana dan muat luggage sampai 20 kg. Keren? Banget.

Di sana aku riset dan ikut berbagai macam kegiatan. Enaknya, kampus ini deket sama muslim centre, masjid, dan komunitas muslim di Thailand. Jadi, makanan halal banyak bertebaran. Atau, mereka juga ngerti kok. Just say, "No pork." and done!

Mereka paham jenis-jenis makanan apa aja yang bisa dimakan oleh muslim. Kadang salah paham juga. Mereka kira makanan halal itu makanan khusus. Padahal, definisi halal itu nggak rumit kok. Kalau kita memang susah dapet daging yang disembelih atas nama Allah, daging yang dibunuh secara baik-baik juga nggak masalah.

Ada beberapa kondisi yang memengaruhi aturan-aturan makanan halal. :)

Aku masuk Faculty of Engineering. Jurusan Teknik Sipil. Negara yang merespon undangan dari Thailand adalah Myanmar dan Indonesia aja. Awalnya aku kira perwakilan dari Indonesia itu bakalan dari bermacam-macam SMA. Ternyata... yang diundang cuma SMA-ku aja,

Foto di atas adalah fotoku, teman, advisors, dan dosenku. Dari kiri; P'Job, P'Boom, Irma, aku, Dr. Raktipong,

Banyak hal yang aku pelajari selama camp. Rasa nasionalismeku berkobar. Rakyat Indonesia kebanyakan memang suka 'merendahkan' negeri sendiri. Padahal, Indonesia di mata ASEAN dan negara lain termasuk negara yang 'maju'. Maju pendidikannya, kualitasnya, terutama ekonominya. Ada empat negara yang leading in ASEAN;

1. Singapura (Menempati posisi pertama dalam segala hal, tentu.)
2. Malaysia
3. Indonesia
4. Thailand

Indonesia termasuk negara yang tergolong 'lumayan'. Daftar nomor 3 dan 4 itu sering berubah-ubah loh, tapi Indonesia masih jauh menang dari Thailand mengenai ekonomi. Negara kita adalah pasar dunia. Dan kalian tau?

Aku dengan bangga menyebutkan kalau siswa-siswa perwakilan Indonesia di Thailand diakui lebih pintar dari siswa-siswa Thailandnya. Masyarakat di Thailand terkendala di bidang bahasa, sementara Indonesia bahasa inggrisnya terbilang bagus. Conversation dan segalanya jauh lebih baik. Dari orang Jepang atau Korea sekalipun.

Orang Indonesia memiliki logat yang memudahkan mereka untuk belajar dan mengikuti logat bahasa mana pun.

Mungkin menurut kita, pemerintahan kita ini chaos. Tapi di mata negara lain, siapa peduli? Siapa yang tahu? Yang merasakan sistem adalah orang-orang yang terlibat di dalamnya. Maka dari itu, berbangga hatilah menjadi orang Indonesia!

Nah, kembali ke riset. Nih judul risetku;

Floating Lightweight Mortar for Development of Weight Measurements Apparatus

Jeng jeng! Keren kan?

Iya, risetku mengenai material beton. Beton yang bisa mengambang di air dan membawa beban di dalamnya layaknya perahu. Prinsipnya fisika banget. Tiap hari ke perpustakaan untuk baca buku dan ambil referensi. Untungnya, dosenku baik. Tapi yang dapet Best Achievement bukan aku. Temenku. Effortnya bangus banget, memang.

Dosenku lebih sering aku panggil 'Sensei' atau 'Sir'. Beliau kuliah S1 di universitas top di Thailand, lalu S2 dan S3 di Jepang, The University of Tokyo atau Todai. Kakkoi, ne?

Yap. The best university in Asia. Karena itu, Sensei udah lama banget tinggal di Tokyo dan sering menyebut dirinya 'Tokyo Boy'. 

"I'm a Tokyo Boy as well." 

Beliau baik dan killer. Antara dosen idaman dan dosen yang dihindari. Umurnya masih muda. 30-an. Berhubung aku juga ikut ekskul club Jepang di sekolah; Nihongo Kurabu, maka otomatis aku dan dosenku ini nyambung banget. Beliau sering menyebutku, 'Japanese Girl.'

Karena itu aku memutuskan untuk memanggilnya 'sensei', yang artinya orang yang sangat dihormati. Panggilan sensei sering ditujukan untuk guru, dokter, dosen, dan lain-lain. Panggilan bahasa Thailand-nya; 'Ajaan'. 

Ingat kan aku pengen banget ke museum patung lilin? Nah, tiketnya ternyata mahal banget. Karena keterbatasan biaya dan waktu, aku ga jadi pergi ke Madame Tussauds. Kebetulan Sensei ini tau kalau aku ngebet banget pengen ke museum Madame Tussauds, jadi beliau bilang begini sebelum aku pulang ke Indonesia;

"I promise you, I will take you to Madame Tussauds, next time you come to Thailand again." Dan aku nggak tau aku bakalan pergi ke Thailand lagi atau nggak.

Di Thailand, aku juga jalan-jalan. Ke Siriraj Hospital Museum, ke Platinum, ke Siam, ke KBRI (yang bangunannya bagus!), Asiatique, dll. What a vacation.


Ini pas mengunjungi Siriraj Hospital, rumah sakit milik Universitas Siriraj, tempat Raja Thailand dirawat. Beliau sudah tua, sudah 80 tahun dan tetap memimpin negeri karena rakyat Thailand sangat mencintai rajanya. :" Salut banget!


Abis itu kita makan Sushiiiiiii *_*


With our mama, P'Eight. (P adalah 'kakak' dalam bahasa Thailand)


In Siriraj Museum. Melihat perkembangan teknologi dan pendidikan di Thailand :)


With P'Bee >_<


Panorama Kota Bangkok dari Sungai Chao Praya yang bersih, meski ada di tengah hiruk-pikuk Bangkok yang sibuk. Salut sama Thailand!



Hotel sisi sungai? Venesia versi Bangkok? Banyak kapal pesiar loh. Bahkan ada restoran mall yang di kapal pesiar.


Mall di pinggir sungai :3


Pekarangan sisi kanan Siriraj Hospital


Keren banget arsitekturnya! Ini tempat sembahyang Buddha :)


Selfie!




Sisi gedung museum~


Ini keren.

Kalian tau, langit Thailand cerah sekali di bulan Maret-April yang kebetulan adalah musim panas! Bulan-bulan ini adalah puncak panasnya Negeri Thailand. Biasanya di bulan April, ada Songkran Festival atau Water Festival. Di sini kita bisa beli pistol air dan main air sepuasnya. Tembak-tembakan, mengusir suhu panas lingkungan.

Di Bangkok, aku terus-terusan ketergantungan sama AC. Panas banget brooo... ga kuat. Baru mandi juga udah kesangan. Aku bersyukur banget tinggal di Bandung, yang dingin alami dari gunung.

Satu hal yang paling ngangenin dari Thailand; Nasi Ketan Mangga! Uh, enak banget! Hahahahahaha :" I missed my friends too.

Dan satu hal yang dikangenin dari Indonesia; makanannya!

Believe me, there are no better food like Indonesia Cuisine, if you are Indonesians. Lidah ga selamanya cocok sama citarasa Thailand yang serba asem-pedes. Indonesia itu mengutamakan umami. Dan kalau ga asem-pedes, ya kuah kental yang kadang ga bisa dimakan tiap hari. Ga kuat.

Dalam banyak hal, infrastruktur, transportasi, kesehatan makanan, memang Thailand yang jauh lebih baik. Pendidikannya juga. KMUTT termasuk universitas top 50 Asia. Harga di Thailand itu murah-murah, makanannya juga sehat. Emang keren banget. Selama ini Thailand kesannya jelek; banci, drag queen, pattaya (red-light district segala macam orientasi seksual). But, The real Thailand is flawless and beautiful.  

I love Thailand!

Comments

Popular Posts